Mahasiswa harus memiliki Idealisme dan Ideologi yang mendasari sikap dan tindakan. Mahasiswa berperan dalam menjaga moral dan sikapnya di tengah arus masyarakat yang kacau. Karena hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan hingga ke jenjang ini yang disebabkan system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini .
Universitas mathla’ul anwar salah satu kampus yang ada di bagian salah satu universitas yang ada di provinsi banten, satu satunya universitas yang ada di pandeglang yang letaknya ujung barat pulau jawa dengan tujuan yang begitu mulia untuk mencerdaskan putra daerah. yang kelas ekonominya bisa di bilang menengah ke bawah, universitas mathla'ul anwar adalah harapan bagi para orang tua untuk merubah nasib hidup anaknya agar ke arah yang lebih baik, tapi realitas yang terjadi mahasiswa universias mathla’ul anwar yang seharusnya sadar tugas dan fungsinya untuk melek ke lingkungan di sekitar yang membutuhkan bantuan itu hanya angan-angan belakang.
Hidupnya dibelenggu rutinitas semu, yang menjerat pelan-pelan sampai tersadar kalau dirinya menua. Sesal pun datang karena sia-siakan waktu , Mereka ditipu, seolah dengan menenggelamkan diri bersama tugas-tugas kuliah, bakal dijamin masuk kerja dan sukses masa mendatang. Tiap bulan berseliweran selembaran untuk ikut organisasi, semua dibiarkan menguap tanpa dicoba
Orang yang sudah sarjana, tahu betul ilmu di perkuliahan hanya berguna kurang dari 20% di dunia kerja. Idealisme akademik omong kosong menghadapi realita kehidupan. Pengajar kebanyakan tumpul inovasi, bisanya hanya menjadi corong buku, tapi mandul cipta formula implementatif.
Sesetia apa pun kalian memuja tugas dari dosen, tidak membantumu dapat kerja usai lulus. Aku tidak mengerti, mengapa mahasiswa anggap dunia akademik dunianya? Padahal dunia sebenarnya, ya, dunia nyata. Kuliah itu masa pelatihan, kehidupan nyata, ya, ada di luar kampus.
Mahasiswa baru menolak berorganisasi, katanya ingin melihat dulu hasil nilai. Ketika masa pertengahan kuliah, alasannya nanti-nanti karena banyak tugas.
Pada tahun akhir, tidak mau juga karena sedang skripsi. Lalu kapan bebas dari belenggu semu akademik? Kalau begitu pola hidup Anda, lalu yang membela petani digusur tanpa ada ganti itu siapa?
Pejabat tentu saja sibuk memperkaya diri. Dosen sibuk mengajar. Orangtuamu sibuk bekerja. Lalu, ribuan anak terlantar, ratusan pengemis, jutaan anak yatim, pedagang digusur itu yang membela siapa? Tidak peduli Anda shalat berapa kali sehari, selama orang teraniaya kau acuhkan, Anda tidak pantas menyebut diri bertuhan.
Banyak yang klaim tobat. Uang yang biasanya habis untuk rokok, nonton, mabok, dialihkan untuk membeli jilbab. Berharap dengan pakaian khas Arab, ia dianggap agamis. Jangan merasa islami kalau Anda tidak peka sosial. Pakaian seindah apa pun, kalau tuli derita orang lain, itu kepalsuan keimanan.
Tuhan tidak butuh pakaian indah atau shalatmu. Dia hanya ingin Anda peka, mau berkorban, prihatin, ikut serta mengurus derita yang dialami kaum dhuafa. Seribu kali salat pun tidak mengurangi uang rakyat yang digarong pejabat. Kaum terlantar wajib diurus negara. Kalau pejabat ingkar, kenapa Anda diam dan melulu duduk di masjid?
Kampus katanya dunia para akademis, Seorang cendekia mampu memberi solusi sesuai persoalan yang terjadi. Orang lapar tidak butuh doa, tapi makanan. Menghentikan korupsi pejabat bukan dengan baca kitab, tapi dilaporkan. Kalau hukum tidak berjalan, saatnya demonstran melawan dengan gugatan.
Omong kosong kalau negara tidak punya uang. Anda berderma seribu tahun sekalipun tidak mungkin mampu hilangkan kemiskinan. Itulah dasar pemikiran kenapa organisasi negara dibentuk. Jika Anda peduli sesama, serius ingin menghapus kemelaratan, bukan menjauhi politik caranya. Berorganisasilah, rebut, kuasai gelanggang perpolitikan.
Jangan ada lagi orang memuja masa lalu. Sejarah biarlah jadi kenangan. Mereka yang jual nama besar dan tokoh histori hanya pengecut yang kalah bersaing. Jangan andalkan orang mati, karena masalah tidak pernah takut pada arwah. Jantanlah, hadapi musuhmu sendiri.
Tidak ada orang besar habiskan waktunya dengan bermain game. Tidak ada kekasih Tuhan yang sia-siakan hidupnya dalam hubungan asmara kekanak-kanakan. Tidak ada revolusioner sejati tenggelam dalam kekalutan karena diputus kekasihnya. Omong kosong bangsa ini maju kalau pemudanya jadi budak bedak dan sampah rumpi.
Saat yang lain bisu dan tuli, mesti ada yang teriak-teriak ingatkan. Jangan sampai zona nyaman kita membuat nalar kritis tercemari. Akhirnya praktik korupsi terjadi gila-gilaan di mana-mana, mahasiswa diam seribu bahasa. Giliran ada isu palestina, semua koar-koar seolah pejuang kemanusiaan.
Saya percaya akan ada suatu masa di mana orang diam. Bukan karena tidak peduli, tapi mereka kebingungan dengan cara apa bergeraknya dan di wadah yang mana saya akan berproses. Aku yakin tidak ada satu pun manusia yang dapat mengubah manusia lain. Perubahan ialah proses yang terjadi di dalam individu masing-masing.
Cinta tidak mungkin terus menyala jika dibalas dengan luka. Mulut untuk bicara, bukan pelengkap muka. Pikiran untuk melawan, bukan pajangan. Kuliah untuk melatih jujur, bukan meracik benar dan salah menjadi kabur. Mumpung cuma terserang penyakit bisu, mari kita obati sebelum terserang sakit jiwa. (Fidz)
Universitas mathla’ul anwar salah satu kampus yang ada di bagian salah satu universitas yang ada di provinsi banten, satu satunya universitas yang ada di pandeglang yang letaknya ujung barat pulau jawa dengan tujuan yang begitu mulia untuk mencerdaskan putra daerah. yang kelas ekonominya bisa di bilang menengah ke bawah, universitas mathla'ul anwar adalah harapan bagi para orang tua untuk merubah nasib hidup anaknya agar ke arah yang lebih baik, tapi realitas yang terjadi mahasiswa universias mathla’ul anwar yang seharusnya sadar tugas dan fungsinya untuk melek ke lingkungan di sekitar yang membutuhkan bantuan itu hanya angan-angan belakang.
Hidupnya dibelenggu rutinitas semu, yang menjerat pelan-pelan sampai tersadar kalau dirinya menua. Sesal pun datang karena sia-siakan waktu , Mereka ditipu, seolah dengan menenggelamkan diri bersama tugas-tugas kuliah, bakal dijamin masuk kerja dan sukses masa mendatang. Tiap bulan berseliweran selembaran untuk ikut organisasi, semua dibiarkan menguap tanpa dicoba
Orang yang sudah sarjana, tahu betul ilmu di perkuliahan hanya berguna kurang dari 20% di dunia kerja. Idealisme akademik omong kosong menghadapi realita kehidupan. Pengajar kebanyakan tumpul inovasi, bisanya hanya menjadi corong buku, tapi mandul cipta formula implementatif.
Sesetia apa pun kalian memuja tugas dari dosen, tidak membantumu dapat kerja usai lulus. Aku tidak mengerti, mengapa mahasiswa anggap dunia akademik dunianya? Padahal dunia sebenarnya, ya, dunia nyata. Kuliah itu masa pelatihan, kehidupan nyata, ya, ada di luar kampus.
Mahasiswa baru menolak berorganisasi, katanya ingin melihat dulu hasil nilai. Ketika masa pertengahan kuliah, alasannya nanti-nanti karena banyak tugas.
Pada tahun akhir, tidak mau juga karena sedang skripsi. Lalu kapan bebas dari belenggu semu akademik? Kalau begitu pola hidup Anda, lalu yang membela petani digusur tanpa ada ganti itu siapa?
Pejabat tentu saja sibuk memperkaya diri. Dosen sibuk mengajar. Orangtuamu sibuk bekerja. Lalu, ribuan anak terlantar, ratusan pengemis, jutaan anak yatim, pedagang digusur itu yang membela siapa? Tidak peduli Anda shalat berapa kali sehari, selama orang teraniaya kau acuhkan, Anda tidak pantas menyebut diri bertuhan.
Banyak yang klaim tobat. Uang yang biasanya habis untuk rokok, nonton, mabok, dialihkan untuk membeli jilbab. Berharap dengan pakaian khas Arab, ia dianggap agamis. Jangan merasa islami kalau Anda tidak peka sosial. Pakaian seindah apa pun, kalau tuli derita orang lain, itu kepalsuan keimanan.
Tuhan tidak butuh pakaian indah atau shalatmu. Dia hanya ingin Anda peka, mau berkorban, prihatin, ikut serta mengurus derita yang dialami kaum dhuafa. Seribu kali salat pun tidak mengurangi uang rakyat yang digarong pejabat. Kaum terlantar wajib diurus negara. Kalau pejabat ingkar, kenapa Anda diam dan melulu duduk di masjid?
Kampus katanya dunia para akademis, Seorang cendekia mampu memberi solusi sesuai persoalan yang terjadi. Orang lapar tidak butuh doa, tapi makanan. Menghentikan korupsi pejabat bukan dengan baca kitab, tapi dilaporkan. Kalau hukum tidak berjalan, saatnya demonstran melawan dengan gugatan.
Omong kosong kalau negara tidak punya uang. Anda berderma seribu tahun sekalipun tidak mungkin mampu hilangkan kemiskinan. Itulah dasar pemikiran kenapa organisasi negara dibentuk. Jika Anda peduli sesama, serius ingin menghapus kemelaratan, bukan menjauhi politik caranya. Berorganisasilah, rebut, kuasai gelanggang perpolitikan.
Jangan ada lagi orang memuja masa lalu. Sejarah biarlah jadi kenangan. Mereka yang jual nama besar dan tokoh histori hanya pengecut yang kalah bersaing. Jangan andalkan orang mati, karena masalah tidak pernah takut pada arwah. Jantanlah, hadapi musuhmu sendiri.
Tidak ada orang besar habiskan waktunya dengan bermain game. Tidak ada kekasih Tuhan yang sia-siakan hidupnya dalam hubungan asmara kekanak-kanakan. Tidak ada revolusioner sejati tenggelam dalam kekalutan karena diputus kekasihnya. Omong kosong bangsa ini maju kalau pemudanya jadi budak bedak dan sampah rumpi.
Saat yang lain bisu dan tuli, mesti ada yang teriak-teriak ingatkan. Jangan sampai zona nyaman kita membuat nalar kritis tercemari. Akhirnya praktik korupsi terjadi gila-gilaan di mana-mana, mahasiswa diam seribu bahasa. Giliran ada isu palestina, semua koar-koar seolah pejuang kemanusiaan.
Saya percaya akan ada suatu masa di mana orang diam. Bukan karena tidak peduli, tapi mereka kebingungan dengan cara apa bergeraknya dan di wadah yang mana saya akan berproses. Aku yakin tidak ada satu pun manusia yang dapat mengubah manusia lain. Perubahan ialah proses yang terjadi di dalam individu masing-masing.
Cinta tidak mungkin terus menyala jika dibalas dengan luka. Mulut untuk bicara, bukan pelengkap muka. Pikiran untuk melawan, bukan pajangan. Kuliah untuk melatih jujur, bukan meracik benar dan salah menjadi kabur. Mumpung cuma terserang penyakit bisu, mari kita obati sebelum terserang sakit jiwa. (Fidz)

Komentar
Posting Komentar