Demokrasi Kasih Sayang

Balutan Konspirasi Dengan Romantisme : Perseteruan Partai dan kepentinagn kolektif kolegial memberikan dampak yang buruk dan efek domino terhadap perubahan sosial dan kultural partai

Kali ini bukan persoalan keagamaan yang akan menjadi topic pembahasan, akan tetapi pembahasan ini sudah mengakar bagi setiap politikus yang lihai dalam melancarkan manufernya. Di antara sekian banyak metodologi yang akan dilakukan, maka terdapat beberapa metodologi dan pendekatan untuk memenuhi tujuan dalam prinsip koloektif kolegial, tidak menutup kemungkinan juga menghalalkan berbagai macam cara untuk memenuhinya, bahkan harus mengorbankan reputasi sekalipun berani mempertaruhkannya.

Bukan menjadi masalah yang krusial jika memiliki kepentingan yang hanya akan dinikmati oleh seorang saja, justru ini merupakan penyeretan beberapa nama yang tentunya mengakibatkan dampak yang lebih besar dan signifikan terhadap kerugiannya. Para amatir yang mencoba melakukan manufer untuk mencapai tujuan, kepentingan politik yang dibaluti dengan sekelumit romantisme, seakan membuai para target yang menjadi sasaran, mereka rela mengorbankan reputasinya hanya untuk kepentingan sederhana, hanya untuk kepentingan entah itu itu diri sendiri maupun golongannya.

Power of approach (kekuatan pendekatan) adalah salah satu pembahasan yang terdapat dalam buku the art of war (Seni Perang) karangan Tsun Zu, pada beberapa bagian pembahasan yang terdapat di dalam buku itu memberikan kesan yang cukup relevan dengan potensi yang seharusnya dilakukan. Bahkan pelbagai metodologi yang metodik tidak menutup kemungkinan merepresentasikan kekuatan yang seharusnya menjadi senjata andalan.

Betul halnya jika kita melakukan pendekatan dengan menggunakan romantisme kasih sayang, akan lebih berdampak buruk lagi dengan mengorbankan reputasi pada metodologi tersebut. Sekelumit kepentingan dijadikan bias untuk dibicarakan, karena ini merupakan pengalihan isu untuk bisa dicapainya beberapa tujuan yang hendak menjadi gold setting bersama,

Pada buku tersebut memberikan beberapa petunjuk yang dapat dijadikan acuan dan patokan untuk menenuhi tujuan dan kepentingan, dengan melalui pendekatan romantisme salah satunya. Pendekatan romantisme ini merupaka pendekatan yang cukup substansial untuk dapat dijadikan pijakan, memang pendekatan ini memberikan kesan yang cukup berpotensi untuk tercapainya tujuan tersebut, akan tetapi berimplikasi pada perjalanan hati nurani yang sudah terkontaminasi (tercampuri) oleh keinginan busuk.

Dampak yang dihasilkan dengan menggunakan pendekatan romantisme ini cukup berat, jika salah sedikit akan berakibat fatal operasionalnya. Mengamankan beberapa faktor penunjang dengan mamsuki area ideology yang cukup sensitive untuk dimasuki, tapi mencoba berani dan memberanikan diri untuk plural hanya demi membiaskan kemalut kepentingan tersebut. Demikian pula pada tindakan yang terus menerus dilakukan, urgensi komunikasi menjadi komoditi yang bergitu berperan dalam menjalankan misi. Lebih-lebih merelakan diri berlabuh dengan pendekatan yang dilakukannya pada prinsip kolektif kolegial.

Demikian banyak sekali metodologi yang dapat dilakukan hanya untuk mencapai tujuan sederhana, dalam memegang teguh prinsip ini, jangan sekali-kali mencampuri ranah pribadi dengan ranah golongan yang seharunya tidak untuk disentuh. Bentuk pengamanan diri, pertahanan diri, bahkan pembenaran diri yang didukung dengan beberapa buaian hanya berkutat pada ranah pribadi, mencoba menutupi misi dengan kemalut kasih sayang seolah abadi.


Sedikit pesan moral mencoba untuk disampaikan dalam hal ini, larangan keras untuk mencoba melabuhkan diri pada metodologi tersebut. Turut Quran dan Hadits itulah jalan keselatan mari berdzikir dalam manifestasi keimanan, juga berfikir dalam kosmologi keilmuan, serta tidak lupa untuk beramal sholeh dengan menyampaikannya kepada elemen dan stake holder kedutaan manusia..(**ATH)

Komentar