BAB
I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Sejarah
Perjuangan HMI
- Sejarah:"Pelajaran dan
pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia mengenai apa yang
dikerjakan, dikatakan dan difikirkan oleh manusia pada masa lampau untuk
menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi
masa kini dan masa yang akan datang".
- Perjuangan : "suatu
kesungguhan disertai usaha yang teratur tertib dan berencana untuk
mengubah kondisi buruk menjadi baik".
- HMI adalah kepanjangan
dari Himpunan Mahasiswa Islam.
B.
Tujuan Mempelajari sejarah Perjuangan HMI
Untuk meninjau dan meneliti secara sistematis dengan
penuh kritis masa yang lalu agar dapat dijadikan cerminan dan pedoman masa kini
sehingga dapat ditetapkan arah perjuangan masa mendatang.
C.
Organisasi sebagai alat berjuang dan tempat beramal
(QS. Ali Imron:104) Menyeru kepada kebaikan/Islam dan mencegah
kemunkaran adalah kewajiban setiap muslim. Maka HMI sebagai organisasi yang
bercirikan Islam merupakan alat untuk mengajak kepada kebaikan wajib pula ada.
BAB
II
TINJAUAN
HISTORIK
A. Lafan Pane dan
hubungannya dengan HMI
Lafran pane adalah
tokoh pendiri utama HMI sehingga HMI tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan
Lafran Pane.
B.
Latar Belakang munculnya Pemikiran Berdirinya HMI
- Penjajahan Belanda atas
Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan. Adapun dampak penjajahan adalah
sbb:
- Aspek Politik:
seluruh rakyat RI menjadi objek jajahan dan kehilangan kedaulatannya.
- Aspek pemerintahan:
dengan diciptakannya Gubernur jenderal sebagai perwakilan pemerintah
belanda dan Jayakarta - Batavia menunjukkan bahwa Indonesia berada di
bawah pemerintahan hindia belanda.
- Aspek Hukum:
pelaksanaan hukum bertentangan dengan kondisi sosiologis: orang-orang
Islam diperlakukan diskriminatif dan Belanda selalu diuntungkan
- Aspek pendidikan:
kebijakan pemerintah belanda menempatkan Islam sebagai saingan.
- Aspek Ekonomi:
dengan pembentukan VOC (1902) merupakan momentum penguasaan ekonomi
Indonesia oleh Belanda dan Gubernur Van Den Bosh memakai Pola Tanam Paksa
(cultuurstelsel) untuk komoditi ekspor.
- Aspek kebudayaan:
munculnya aliran budaya secara bebas dan bersaing.
- Aspek keagamaan:
Belanda membawa misi agama nasrani
- Berkembangnya faham dan ajaran
komunis Berawal dari ISDV (Indische Social Democratische Vereeniging) 1914
yang berhasil mendekati SI sehingga SI terpecah belah. Pada tgl 23 Mei
1920 ISDV berganti nama menjadi PKI dengan Semaun dan Darsono sebagai
Presiden dan Wapres. Faham komunis dikembangkan melalui PMY dan SMY yang
berhaluan komunis.
- Kedudukan perguruan tinggi dan
dunia kemahasiswaan yang strategis, dilihat dari sudut :
- Secara akademik Perguruan
Tinggi akan mencetak para sarjana, intelektual dan calon pemimpim bangsa,
calon dosen, guru, praktisi dll.
- Dari segi kelembagaan
Perguruan Tinggi merupakan pusat kebudayaan, pembaharuan dan kemajuan
- Dari segi kegiatan intra dan
ekstra kemahasiswaan: menjadi ajang pembentukan kader di kalangan
mahasiswa.
- Kebutuhan akan pemahaman,
penghayatan keagamaam PMY dalam aktivitasnya tidak memperhatikan
kepentingan mahasiswa beragama Islam. Dengan tidak tersalurnya aspirasi
keagamaan mayoritas mahasiswa di Yogyakarta merupakan alasan kuat bagi
mahasiswa yang beragama untuk mendirikan organisasi mahasiswa sendiri
terpisah dari PMY. Gerakan untuk memunculkan sebuah organisasi mahasiswa
Islam untuk menampung aspirasi mahasiswa akan kebutuhan pengetahuan,
pemahaman, penghayatan keagamaan yang aktual muncul di akhir November 1946
secara organisatoris di awal februari 1947 dengan berdirinya HMI.
- Kemajemukan Bangsa indonesia
Kemajemukan Indonesia dalam segala aspek-suku, agama, ras, golongan (serta
dalam aspek agama, budaya, politik dan tingkat pengetahuan yang juga
dimiliki umat Islam)
- Munculnya Polarisasi Politik
Sebelum HMI berdiri tahun 1947, suasana politik RI mengalami polarisasi
politik antara pihak pemerintah dipelopori partai sosialis dan pihak
oposisi yang dipelopori Masyumi, PNI dan Persatuan Perjuangan Tan Malaka.
Pihak pemerintah menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan
kemerdekaan dengan perjuangan diplomasi sedang pihak oposisi menekankan
pada perjungan bersenjata. Polarisasi politik ini berpengaruh membawa
masyarakat mahasiswa.
- Tuntutan Modernisasi dan tantangan
Masa Depan Timbulnya gerakan pembaharuan baik di dunia Islam dan di
Indonesia, karena tuntutan kepada pembaharuan sebagai kebutuhan untuk
menjawab berbagai persoalan yang muncul, disebabkan adanya kemunduran dan
keterbelakangan, maupun menghadapi perkembangan baru sebagai akibat dari
kemajuan IPTEK. Pembaharuan dalam arti modernisasi merupakan kebutuhan
manusia yang tidak dapat dielakkan, karena modernisasi merupakan bagian
dari kehidupan manusia.
BAB
III
BERDIRINYA
HMI
A. Deklarasi
Berdirinya HMI, arti dan makna 5 Februari 1947
HMI
berdiri/dideklarasikan pada hari rabu tanggal 14 Rabiul awal 1366 H bertepatan
dengan 5 Februari 1947, di salah satu ruangan kuliah STI dengan tokoh utama
pendirinya adalah Lafran Pane (mahasiswa STI tingkat I) bersama mahsiswa STI
lainnya.
B.
Di sekitar kelahiran HMI
Tujuan HMI ketika
pertama berdiri :
·
Mempertahankan negara
RI dan mempertinggi derajat rakyat indonesia.
·
Menegakkan dan
mengembangkan ajaran agama Islam
Tujuan
HMI saat ini:
Terbinanya
insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab
atas terbentuknya masyarakat adil makmur yang diridloi Allah SWT.
Karakteristik HMI : ( karakteristik :sesuatu yang sejak awal berdirinya sudah melekat)
Karakteristik HMI : ( karakteristik :sesuatu yang sejak awal berdirinya sudah melekat)
·
Berasaskan Islam ,dan
bersumber pada Al Qur'an serta As Sunah
·
Berwawasan
keindonesiaan dan kebangsaan
·
Bertujuan, terbinanya
lima kualitas insan cita
·
Bersifat independen
·
Berstatus sebagai
organisasi mahasiswa
·
Berfungsi sebagai
organisasi kader
·
Berperan sebagai
organisasi perjuangan.
·
Bertugas sebagai
sumber insansi pembangunan bangsa.
·
Berkedudukan sebagai
organisasi modernis.
C.
Tokoh-tokoh Pemula HMI
Pemrakarsa/pendiri HMI adalah Lafran Pane,
Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Maisssaroh Hilal, Suwali, Yusdi Ghozali, Mansyur,
Siti Zainah, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha
Mashudi dan Badron Hadi.
D.
Faktor Penghambat
·
Dari Persyerikatan
Mahasiswa Yogyakarta (PMY)
·
Dari Gerakan Pemuda
Islam Indonesia (GPII)
·
Dari Pelajar Islam
Indonesia (PII)
BAB
IV
FASE-FASE
PERJUANGAN HMI DAN RELEVANSINYA DENGAN PERJUANGAN BANGSA
A. Fase Konsolidasi
Spiritual dan Proses berdirinya HMI (November 1946-4 Februari 1947)
B. Fase Berdiri dan
Pengokohan (5 Feb 1947 - 30 Nov 1947)
Dalam
rangka mengokohkan eksistensi HMI Maka diadakan berbagai aktivitas untuk
popularisasi organisasi dengan mengadakan ceramah-ceramah ilmiah, rekreasi,
malam-malam kesenian.Di bidang organisasi didirikan cabang-cabang baru seperti
Klaten, Solo dan Yogyakarta.
C. Fase perjuangan
bersenjata dan perang kemerdekaan, serta menghadapi penghianatan I PKI
(1947-1949)
Untuk menghadapi
pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI
Ahmad Tirto Sudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan komandan Hartono
Wakil Komandan Ahmad Tirto Sudiro, ikut membantu pemerintah menumpas
pemberontakan PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung
memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah PKI menaruh dendam pada HMI.
D. Fase pembinaan dan
pengembangan organisasi (1950-1963)
Sejak
tahun 1950 dilaksanakan konsolidasi organisasi sebagai masalah besar dan pada
bulan juli 1950 PB HMI dipindahkan dari Yogya ke Jakarta. Diantara usaha-usaha
yang dilaksanakan selama 13 tahun yaitu: pembentukan cabang-cabang baru,
menerbitkan majalah media, 7 kali kongres, pengesahan atribut HMI sebagai
lambang, bendera, muts, Hymne HMI, merumuskan tafsir azas HMI, pembentukan
Badko, menetapkan metode training HMI, pembentukan lembaga -lambaga HMI.
Dibidang
ekstern: pendayagunaan PPMI, Menghadapi Pemilu I 1955, Penegasan independensi
HMI, mendesak pemerintah supaya mengeluarkan UU Perguruan Tinggi, pelaksanaan
pendidikan agama sejak dari SR sampai Perguruan Timggi dll.
E. Fase Tantangan
·
Setelah Masyumi dan
GPII berhasil dipaksa bubar, maka PKI menganggap HMI sebagai kekuatan ketiga
umat islam. Maka digariskan Plan 4 tahun PKI untuk membubarkan HMI, dimana
menurut plan atau rencana itu HMI harus bubar sebelum Gestapu/PKI meletus.
·
Dendam kesumat PKI
terhadap HMI, menempatkan HMI sebagai organisasi yang harus dibubarkan karena
dianggap sebagai penghalang bagi tecapainya tujuan PKI. Sementara itu HMI
berhasil mengadakan konsolidasi organisasi, dimana HMI tampil sebagai
organisasi yang meyakinkan
·
Tujuan dan target
pembubaran HMI adalah untuk memotong kader-kader umat islam yang akan dibina
oleh HMI.
·
Untuk membubarkan HMI
dibentuklah panitia aksi pembubaran HMI di Jakarta (GMNI, IPPI, GERMINDO, GMD,
MMI, CGMI) dll. Menjawab tantangan tersebut, Generasi Muda Islam yang terbentuk
tahun 1964 membentuk panitia solidaritass pembelaan HMI.
·
Dalih Pengganyangan
terhadap HMI berupa fitnah dan hasutan sejak dari yang terbaik sampai yang
terkeji, HMI dikatakan anti Pancasila, anti UUD 1945, anti PBR Soekarno dan
lain-lain.
·
Dukungan dan pembelaan
terhadap HMI walaupun HMI dituntut dibubarkan oleh PKI,CGMI dan segenap
kekuatan dan simpatisannya, namun para pejabat sipil maupun militer para
pimpinan organisasi dan mahasiswa serta tokoh islam turut membela dan
mempertahankan hak hidup HMI.Berdasarkan kebijaksanaan Panglima Besar Kotrar
Presiden Soekarno dengan surat keputusan tanggal 17 September 1965, HMI
dinyatakan jalan terus.
·
Strategi HMI
Menghadapi PKI menggunakan PKI (Pengamanan, Konsolidasi, Integrasi)
·
Anti klimaks Gestapu
meletus, ketajaman politik HMI telah mencium bahwa pemberontakan tersebut
dilakukan PKI. PB HMI menghadap Pangdam V Jaya Mayor Jendja Umar Wira Hadi
Kusumah dan menyatakan :Pemberontakan itu dilakukan oleh PKI, HMI menuntut
supaya PKI dibubarkan, Karena pemberontakaitu menyangkut masalah politik ,maka
harus diselesaikan secara politik, HMI akan memberikan bantuan apa saja yang
diperlukan pemerintah untuk menumpas pemberontakan Gestapu PKI.
F. Fase kebangkitan
HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor kebangkitan angkatan '66 (1966-1968)
·
Tanggal 1 Oktober
1965 adalah tugu pemisah antara orde lama dengan orde baru. Apa yang disinyalir
PKI, seandainya PKI Gagal dalam pemberontakan HMI akan tampil kedua kalinya
menumpas pemberontakan PKI betul-betul terjadi. Wakil ketua PB HMI Mar'ie
Muhammad tanggal 25 Oktober 1965 mengambil inisiatif mendirikan KAMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia).
·
Tritura 10 Januari
1966 : Bubarkan PKI, retool kabinet, turunkan harga. Kemudian Dikeluaarkan
Surat Perintah Sebelas Maret 1966.Dan pada tanggal 12 Maret PKI dibubarkan dan
dilarang.
·
Kabinet Ampera
teerbentuk. Alumni HMI masuk dalam kabinet, dan HMI diajak hearing dalam
pembentukan kabinet.
G. Fase partisipasi
HMI dalam pembangunan (1969-sekarang)
Setelah Orde baru
mantap dimulailah rencana pambangunan lima tahun oleh pemerintah. HMI sesuai
dengan lima aspek telah memberikan sumbangan dan partisipasinya dalam
pembangunan : 10 Partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang
memungkinkan dilaksanakannya pembangunan, 20 partisipasi dalam pemberian
konsep-konsep dalam berbagai aspek pemikiran, 30 partisipasi dalam bentuk
langsung pembangunan.
H. Fase kebangkitan
intelektual dan pergolakan pemikiran (1970-1994)
Pada tahun 1970
Nurcholis Majid menyampaikan ide pembaharuan dengan topik Keharusan Pembaharuan
pemikiran dalam islam dan masalah integrasi umat. Sebagai konsekuensinya di HMI
timbul pergolakan pemikiran dalam berbagai substansi permasalahan timbul
perbedaan pendapat, penafsiran dan interpretasi. Hal ini tercuat dalam bentuk
seperti persoalan negara islam, islam kaffah, sampai pada penyesuaian dasar HMI
dari Islam menjadi Pancasila.
I. Fase Reformasi
(1995-sekarang)
Secara
historis sejak tahun 1995 HMI mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan
menyampaikan pandangan dan kritik kepada pemerintah. Sesuai dengan kebijakan PB
HMI, bahwa HMI tidak akan melakukan tindaka-tindakan inkonstitusional dan
konfrontatif.Koreksi pertama disampaikan Yahya Zaini Ketum PB HMI ketika
menyampaikan sambutan pada pembukaan Kongres XX HMI di Istana Negara Jakarta
tanggal 21 Januari 1995. Kemudian pada peringatan HUT RI ke-50 Taufik Hidayat
Ketua Umum PB HMI menegaskan dan menjawab kritik-kritik yang memandang HMI
terlalu dekat dengan kekuasaan. Bagi HMI kekuasaan bukan wilayah yang haram.
Pemikiran berikutnya disampaikan Anas Urbaningrum pada peringatan Dies Natalis
HMI ke-51 di Graha Insan Cita Depok tanggal 22 Februari 1998 dengan judul urgensi
"reformasi bagi pembangunan bangsa yang bermarbat".
BAB
V
MASA
DEPAN HMI, TANTANGAN DAN PELUANG
Kritikan
terhadap HMI datang dari dalam maupun dari luar HMI. Kritikan itu sangat
positif karena dengan kritikan HMI akan mengetahui kekurangan dan kesalahan
yang diperbuatnya sehingga dapat diperbaiki untuk masa yang akan datang.Kritik
terhadap HMI berupa : Independensi HMI, Kerja sama dengan militer, Sikap HMI
terhadap Komunis,Tuntutan negara islam, adaptasi nasional, Dukungan terhadap
rehabilitasi Masyumi,Penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya azas, Adaptasi
rasional dan lain-lain. Melalui Kritikan itu Banyak pihak menilai kredibilitas
HMI mengalami kemunduran. Untuk memulihkan kredibilitas tersebut, M Yahya
Muhaimin Pada kongres XX mengemukakan konsep : Revitalisasi, Reaktualisasi,
Refungsionalisai, Restrukturisasi. Anas Urbaningrum memberi terapi dengan:
Politik etis HMI, Peningkatan visi HMI,Intelektualisasi, penguasaan basis dan
modernisasi organisasi. Untuk mencapai tujuan HMI pelu dipersiapkan suatu
kondisi sebagai modal untuk merekayasa masa depan sesuai dengan 5 kualitas
insan cita HMI. Tantangan yang dihadapi HMI dan bangsa Indonesia sangat
kompleks tetapi justru akan menjadi peluang yang sangat baik untuk
memperjuangkan cita-cita nya sehingga menjadi kenyataan.
BAB
VI
PENUTUP
Dengan
mengetahui sejarah masa lampau dapat diketahui kebesaran dan semangat juang
HMI. Hal tersebut merupakan tonggak bagi HMI untuk meneruskan perjuangan para
pendahulunya pada masa kini dan menuju hari esok yang lebih baik. Mempelajari
HMI tidak cukup dengan mengikuti Training formal. Tetapi mempelajari dan
menghayati HMI harus dilakukan secara terus menerus tanpa batas kapan dan di
manapun. Dengan cara seperti itulah pemahaman dan penghayatan akan nilai-nilai
HMI dapat dilakukan secara utuh dan benar.
Komentar
Posting Komentar